ANBK atau Computerized Based Test (CBT) adalah ujian yang menggunakan komputer sebagai media penyajian dan pemilihan soal. Dengan sistem ini, setiap peserta ujian mungkin akan mendapatkan paket soal yang berbeda-beda.
Tahun 2022, ANBK yang juga disebut CBT akan digunakan di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menghasilkan hasil ujian yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan. ANBK merupakan asesmen yang dilakukan dengan menggunakan komputer sebagai media penyajian dan pemilihan soal.
Mekanisme pelaksanaan ANBK yang menggunakan moda semi-online adalah sebagai berikut:
Mekanisme pelaksanaan ANBK dengan moda Full Online adalah sebagai berikut:
Untuk sekolah yang melaksanakan ANBK Semi-Online, diperlukan VHD.
Berikut adalah tautan untuk mengunduh VHD melalui Google Drive.
Untuk Single Link Semua File VHD:
ALTERNATIF G-DRIVE SEMUA FILE VHD
UNTUK SINGLE LINK G-DRIVE :
Prerequisites :
Asesmen Nasional Berbasis Komputer atau Computer-Based National Assessment (CBNA) merupakan salah satu bentuk asesmen yang dilakukan di sekolah-sekolah di Indonesia. Asesmen ini merupakan bagian dari sistem penilaian yang dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud.
ANBK pertama kali diimplementasikan di Indonesia pada tahun 2015 dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Asesmen ini dilakukan setiap tahun untuk siswa kelas 3 SD, kelas 5 SD, kelas 8 SMP, dan kelas 9 SMA/SMK/MA. ANBK terdiri dari tiga mata pelajaran utama, yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam).
ANBK dilaksanakan secara nasional, sehingga siswa di seluruh Indonesia akan mengerjakan soal yang sama. Asesmen ini dianggap lebih objektif dibandingkan dengan asesmen lainnya karena semua siswa mengerjakan soal yang sama dan penilaiannya juga dilakukan secara otomatis oleh komputer.
ANBK juga dilakukan dengan menggunakan komputer sebagai alat bantu. Siswa akan diberikan akses ke soal-soal yang telah disediakan melalui komputer yang telah terhubung ke internet. Siswa harus mengerjakan soal-soal tersebut dalam waktu yang telah ditentukan. Setelah siswa selesai mengerjakan, jawaban akan dikirim secara otomatis ke server yang akan mengolah jawaban tersebut dan memberikan skor sesuai dengan jawaban yang benar.
ANBK dianggap lebih efisien dibandingkan dengan asesmen lainnya karena proses penilaiannya dilakukan secara otomatis oleh komputer. Selain itu, ANBK juga dapat mengurangi risiko human error atau kesalahan manusia dalam proses penilaian.
ANBK juga memiliki beberapa keuntungan lainnya, di antaranya:
ANBK dapat membantu meningkatkan akses terhadap pendidikan bagi siswa di daerah terpencil atau yang memiliki keterbatasan akses terhadap pendidikan.
ANBK dapat menghasilkan data yang lebih akurat karena proses penilaiannya dilakukan secara otomatis oleh komputer. Data yang dihasilkan dapat digunakan untuk mengevaluasi kualitas pendidikan di sekolah dan membantu meningkatkan mutu pendidikan secara keseluruhan.
ANBK dapat mempercepat proses penilaian karena tidak perlu menunggu lama untuk menghitung skor siswa secara manual. Hasil dari ANBK juga dapat segera diketahui oleh siswa, sekolah, dan orang tua siswa.
dapat menghemat biaya karena tidak perlu mencetak soal dan menyediakan tenaga ahli untuk menilai jawaban siswa secara manual.
Namun, ANBK juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu dipertimbangkan, di antaranya:
ANBK sangat tergantung pada teknologi, sehingga dibutuhkan infrastruktur dan perangkat teknologi yang memadai untuk menjalankannya.
ANBK mungkin tidak sesuai bagi siswa yang tidak terbiasa menggunakan komputer atau tidak memiliki akses terhadap komputer.
ANBK juga memiliki risiko kecurangan, terutama jika siswa tidak dijaga dengan baik saat mengerjakan soal.
Walaupun demikian, ANBK masih merupakan salah satu bentuk asesmen yang efektif dan dapat membantu meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Kemendikbud terus berupaya untuk meningkatkan kualitas ANBK dengan memperbaiki infrastruktur teknologi yang diperlukan, serta memastikan bahwa siswa dapat mengikuti asesmen ini dengan sebaik-baiknya.
Untuk memaksimalkan manfaat ANBK , diperlukan kerja sama yang baik antara sekolah, orang tua siswa, dan pemerintah. Sekolah harus mampu menyediakan infrastruktur teknologi yang diperlukan, sementara orang tua siswa harus memberikan dukungan dan membantu siswa agar dapat mengikuti ANBK dengan baik. Pemerintah juga harus terus berupaya untuk meningkatkan kualitas ANBK dengan memperbaiki infrastruktur teknologi dan memastikan bahwa semua siswa memiliki akses yang sama untuk mengikuti asesmen ini.
Selain itu, penting juga untuk memastikan bahwa siswa dapat mengikuti ANBK dengan kondisi yang nyaman dan tidak terbebani oleh tekanan yang berlebihan. Siswa harus diberikan waktu yang cukup untuk mengerjakan soal dan diberikan arahan yang jelas mengenai cara mengerjakan soal.
Para guru juga harus terus menyediakan latihan dan bimbingan bagi siswa agar dapat mengerjakan soal dengan baik. Dengan demikian, ANBK dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi siswa dan pendidikan di Indonesia.
Selain ANBK , Kemendikbud juga mengembangkan sistem penilaian lainnya seperti Program Penilaian Pendidikan (PPP) yang dilakukan secara periodik untuk mengevaluasi kualitas pendidikan di sekolah, serta Ujian Nasional (UN) yang merupakan salah satu syarat untuk lulus dari jenjang pendidikan di Indonesia.
Dengan demikian, Asesmen Nasional Berbasis Komputer merupakan salah satu bentuk asesmen yang dikembangkan oleh Kemendikbud untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. ANBK dilakukan secara nasional dengan menggunakan komputer sebagai alat bantu dan menghasilkan data yang akurat. Namun, ANBK juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu dipertimbangkan, seperti ketergantungan terhadap teknologi dan risiko kecurangan. Dengan kerja sama yang baik antara sekolah, orang tua siswa, dan pemerintah, serta dukungan yang cukup bagi siswa, ANBK dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi pendidikan di Indonesia.
Tinggalkan Komentar